Pemerintah Provinsi Papua melakukan pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura pada Jumat, 22 April 2022. Pencanangan terkait dengan peringatan Pekan Imunisasi Dunia yang jatuh pada pekan keempat April. BIAN ditetapkan berdasarkan Surat Edaran Kementerian Kesehatan No. SR.02.06/II/1589/2022.
BIAN akan mulai dilaksanakan pada Mei 2022 dengan vaksin
yang diberikan adalah vaksin campak rubela pada anak usia 9 bulan hingga kurang
12 tahun. Kemudian melakukan imunisasi kejar bagi anak balita hingga anak usia
kurang 5 tahun yang belum menerima vaksin dasar secara lengkap.
Selama pelaksanaan Pemprov Papua menargetkan 791.365 anak
untuk diberikan imunisasi. Mereka tersebar di 29 kabupaten dan kota. Pemprov
Papua menargetkan cakupan imunisasi optimal mencapai 95 persen, di mana
sebelumnya pada 2021 cakupan imunisasi hanya 53,3 persen.
Target 791.365 anak itu masing-masing kabupaten dan kota
sebagai berikut. Kabupaten Merauke (47.909), Kabupaten Jayawijaya (41.799),
Kabupaten Jayapura (26.831), Kabupaten Nabire (30.851), Kabupaten Yapen Waropen
(23.007), dan Kabupaten Biak Numfor (32.710).
Kemudian Kabupaten Paniai (41.057), Kabupaten Puncak Jaya
(24.816), Kabupaten Mimika (49.660), Kabupaten Boven Digoel (17.887), Kabupaten
Mappi (29.611), dan Kabupaten Asmat (30.529), Kabupaten Yahukimo (48.750),
Kabupaten Pegunungan Bintang (20.520), Kabupaten Tolikara (35.566), Kabupaten
Sarmi (9.023), Kabupaten Keerom (12.013), Kabupaten Waropen (7.672), Kabupaten
Supiori (5.399), dan Kabupaten Memberamo Raya (7.218).
Kemudian Kabupaten Nduga (30.839), Kabupaten Lany Jaya
(47.740), Kabupaten Mamberamo Tengah (13.339), Kabupaten Yalimo (14.790),
Kabupaten Puncak (27.275), Kabupaten Dogiyai (26.747), Kabupaten Intan Jaya
(12.242), Kabupaten Deiyai (19.253), dan Kota Jayapura (56.315).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas
Kesehatan Provinsi Papua dr. Aaron Rumainum mengatakan pemberian imunisasi
tersebut penting untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa di Papua.
Sehingga ketika penyakit seperti campak rubela menyerang, anak sudah memiliki
kekebalan terhadap penyakit tersebut.
“Karena kalau ada yang bawa penyakit masuk (tidak imunisasi)
bisa menularkan dan terjadi kejadian luar biasa,” katanya.
Provinsi Papua pernah mengalami tiga KLB (Kejadian Luar Biasa),
yakni KLB Campak pada 2018, KLB Polio pada 2020, dan KLB Rubela pada 2021.
Bahkan kejadian luar biasa pada 2018 di Asmat merenggut nyawa 72 anak.
“Resiko-resiko terjadinya kejadian luar biasa inilah maka
harus ada imunisasi tambahan dan imunisasi kejar,” ujarnya.
Rumainum menjelaskan anak-anak wajib menerima imunisasi demi
kesehatan mereka. Imunisasi di Papua akan dimulai pada Mei 2022 sehingga orang
tua nantinya dapat membawa anak mereka ke puskesmas untuk diberikan imunisasi.
“Imunisasi ini tidak hanya di Papua, tapi di seluruh
Indonesia, bahkan dunia, karena saat ini kasus-kasus campak, rubella, dan
difteri meningkat,” katanya.
Menurut Rumainum Papua mendapatkan peringatan terhadap kasus
Rubela di Yahukimo dan kasus Difteri di Kota Jayapura dan Asmat pada 2021.
Namun, kasus ini sudah terkendali berkat gencarnya pemberian imunisasi kepada
anak.
Rumainum mengatakan perlu dukungan dari semua pihak dalam
pelaksanaan pemberian imunisasi dasar lengkap ini. Karena itu Pemprov Papua
segera mengeluarkan surat edaran terkait pemberian imunisasi di kabupaten dan
kota di Papua.
“Kita di Papua target semuanya tersuntik (imunisasi) hingga
akhir tahun ini,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr Robby Kayame
mengatakan cakupan dasar lengkap di Papua baru mencapai 53,3 persen. Menurutnya
cakupan itu menurun 7 persen. “Bahkan selama masa pandemi cakupan imunisasi
dasar malah turun,” ujarnya.
Kayame mengatakan penurunan pemberian vaksin dasar lengkap
disebabkan beberapa faktor, yakni pandemi CovidD-19, faktor logistik,
pembiayaan, sumber daya manusia yang kurang, dan kepercayaan masyarakat
terhadap manfaat dan risiko imunikasi.
“Memang kepercayaan masyarakat itu naik turun,” katanya.
Menurutnya perlu desain program yang tepat dan menarik untuk
menjangkau pemberian vaksin dasar lengkap bagi anak-anak di Papua. Kayame
berharap semua pihak bahu-membahu, baik tenaga kesehatan, maupun masyarakat,
TNI/Polri, lembaga gereja, dan lembaga adat.
“Bila perlu ada kader-kader bapak-bapak yang terlibat,
jangan hanya kader dari ibu-ibu,” ujarnya.
Kepala Perwakilan UNICEF Papua dan Papua Bara, Aminuddin
Mohammad Ramdan mengatakan akan mendukung upaya mencapai target dasar lengkap
di Papua.
“Kami siap sedia bersama mitra memastikan pemberian vaksin
berkualitas sesuai standar,” katanya.
Demi tercapainya target BIAN di Papua, kata Ramdan, UNICEF bersama mitra berkomitmen dalam perencanaan kegiatan, mulai dari mendorong sosialisasi, hingga penguatan kapasitas, melakukan monitoring, dan evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar