Sabtu, 28 Mei 2022

Acara Gebyar SMK Kembali Digelar, Levina: Papua Membutuhkan SMK Berbasis Potensi Adat

Levina, Siswa SMK Negeri 3 Jayapura, Papuagebyarsiswa tampak cekatan mengukur dimensi ban mobil memakai ‘width measuring gauge’ atau alat ukur. Ia lalu meneruskan mengukur jarak mesin ke roda, memeriksa tekanan ban, dan membersihkan kotoran yang menempel pada ban mobil.

Setelah memastikan semua sesuai standar, Levina lalu melakukan penyetelan di papan display pada mesin ‘wheel balancer’. Ia kemudian menutup penutup ban atau roda dan membiarkan ban berputar.

“Nanti akan berhenti sendiri,” kata Levina.

Setelah kurang lebih 20 detik ban itu berhenti berputar. Mata Levina tertuju pada angka di mesin wheel balancer untuk memastikan bahwa angka telah nol. Ia menjelaskan apabila mesin menunjukkan angka nol maka proses balancing sudah selesai dan roda ban aman dipakai.

“Kalau belum, harus disetel lagi dengan menambahkan timah sebagai pemberat sesuai dengan angka yang tertera pada display wheel balancer. Terus tekan tombol start agar mesin balancer bisa melakukan pengukuran kembali,” ujarnya.

Siang itu, Selasa 24 Mei 2022, Levina, Terace Yambai, dan Joko, tiga siswa Kelas X  Jurusan Otomotif SMK Negeri 3 Jayapura sedang melakukan peragaan balancing ban mobil menggunakan alat bantu yang dikenal dengan mesin wheel balancer kepada pengunjung di acara ‘Gebyar SMK’ yang dilaksanakan di sekolah mereka. Alat wheel balancer ini digunakan untuk mendeteksi keseimbangan ban mobil.

Acara Gebyar SMK berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu, 23-25 Mei 2022. Acara tersebut diselenggarakan Dinas Pendidikan, Perpustakan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua untuk memamerkan beragam produk dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Papua. Sekolah yang ikut memamerkan hasil pekerjaan mereka, seperti sayur hidroponik, kerajinan, olahan makanan, kue, jasa pelayanan kesehatan, jasa fotografi dan videografi, servis mobil, aplikasi buku tamu berbasis online, produk pembersih perkakas dapur, dan lainnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakan, dan Arsip Daerah Provinsi Papua Protasius Lobya mengatakan Papua membutuhkan pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sebab Papua yang luas dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai keterampilan membutuhkan pendidikan SMK dan program-program vokasi.

Ada 142 SMK yang tersebar di 29 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Papua. Lobya menyampaikan Pemerintah Provinsi Papua telah memiliki road map pengembangan SMK berdasarkan potensi lima wilayah adat di Provinsi Papua.

“Sudah ada (road map) dan sedang kita rampingkan program keahlian, bahkan sekolah. Contoh SMK Negeri 10 Jayapura kita gabungkan program keahliannya ke SMK Negeri 3 Jayapura dan SMK Negeri 9 Jayapura. Sekolah itu (SMK Negeri 10 Jayapura) ditutup karena programnya,” katanya.

Lobya menjelaskan pengembangan program keahlian di SMK akan diarahkan sesuai dengan potensi di wilayah adat masing-masing. Misalnya di Merauke diarahkan ke pertanian, Biak dan Serui diarahkan ke perikanan, dan Wamena lebih ke pariwisata.

“Ini potensi, jadi kita dirikan program keahlian sesuai potensi wilayah,” ujarnya.

Menurut Lobya SMK harus memiliki dua nilai positif, yaitu meluluskan tenaga kerja terampil dan juga bisa menjadi pusat pengembangan industri dan ekonomi lewat program keahlian maupun unit produksi.

“Masa SMK tidak bisa produksi. Kita lahirkan tenaga terampil tapi kita juga bisa produksi,” katanya.

Tingkatkan kerja sama Ketua

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Provinsi Papua, Elia Waromi, M.Pd mengatakan SMK didorong meningkatkan kerja sama untuk dapat bersaing dengan dunia kerja. Artinya, siswa setelah lulus bisa mengisi lowongan yang ada di dunia kerja. Itu sebabnya MKKS terus mengawal kepala-kepala SMK untuk bermitra dengan dunia industri.

“Selama ini dengan mitra kita hanya sekedar magang dari tiga bulan sampai enam bulan saja,” ujarnya kepada Jubi di Hotel Horison Kotaraja, Senin, 23 Mei 2022.

Menurut Elia melalui program keahlian dan program vokasi yang sedang didorong Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi maka ke depan SMK harus lebih menekankan kerja sama bagaimana mitra-mitra di dunia industri bisa menjadi bagian di sekolah.

Artinya, sekolah sudah terbuka untuk menerima dunia industri bersama-sama mengelola sekolah terutama dalam meningkatkan keterampilan siswa.

Ia mencontohkan SMK Negeri 3 Jayapura merangkul Astra (Honda) menjadi bagian dari sekolah dengan menempatkan bengkel-bengkel Astra maupun Honda sesuai dengan dunia kerja.

“Jadi ketika siswanya selesai mereka benar-benar punya kemampuan dalam pelayanan di servis kendaraan, begitu juga  SMK-SMK lainnya yang ada di Papua,” ujar Kepala SMK Negeri 2 Jayapura tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar