![]() |
Sumber: google.com |
PMI mengukuhkan Komunitas Pedonor Apheresis Semarang (KOPAS)
di Kopeng, Salatiga, Minggu (16/2/2020). Pengukuhan dilaksanakan dalam acara
Gathering Donor Darah Apheresis dan Rhesus Negatif diikuti 74 peserta. AYO
Sekretaris Pengurus PMI Kota Semarang, H Surachman SIP
menyampaikan, pemilik darah rhesus negatif sangatlah langka karena di Indonesia
masyarakatnya sebagian besar berdarah rhesus positif. Sedangkan untuk mengikuti
donor darah apheresis harus yang sudah rutin berdonor darah dan melewati syarat
yang lebih ketat, karena proses donornya memakan waktu lebih lama dibanding
donor selain Apheresis.
“Donor apheresis bisa dilakukan 2 minggu sekali membutuhkan
proses 1,5 jam -2 jam dibandingkan donor biasa,” ujar Beliau .
dr Yusti mewakili Kepala UDD dr. Ana Kartika menyampaikan,
bahwa Komunitas Pedonor Apheresis Semarang (KOPAS) beranggotakan 200 orang.
Dibentuknya KOPAS bertujuan melestarikan pendonor yang sudah menjadi anggota
komunitas agar selalu membantu Unit Donor Darah (UDD) bila ada permintaan darah
trombosit apheresis.
Selain itu untuk mengajak dan mensosialisasikan tentang donor
apheresis kepada masyarakat lainnya yang belum pernah mencoba utk donor
apheresis. Pihaknya berterimakasih kepada para pedonor yang sewaktu-waktu dapat
langsung hadir untuk memenuhi kebutuhan Apheresis.
Sementara itu, Koordinator Rhesus Negatif, Harry menceritakan
kisah ketika saudaranya meninggal saat melahirkan karena membutuhkan darah saat
persalinan.
“Saat itu saya tidak bisa berbuat apa-apa, kalau tahu darah
saya rhesus negatif mungkin bisa membantu. Harapan saya anggota komunitas ini
bertambah banyak dan saling berbagi informasi untuk dapat membantu
sesama," tandasnya.
Sumber: Ayosemarang.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar