Kamis, 20 Februari 2020

Jumlah Keluhan BRT Trans Semarang di Terminal Semarang Kini Menurun


Sumber: google.com

Keluhan pengguna jasa Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang di Terminal Semarang periode Januari-Febuari 2019 mengalami penurunan. Jika pada Januari-Februari 2018 tercatat 188 keluhan, di periode Januari-Febuari 2019 tercatat menerima 87 keluhan.

“Tiga keluhan tertinggi yang telah dihimpun, pada Januari 2018 yakni pelayanan driver (21), kondisi selter (11) dan armada (17). Sementara di Februari pelayanan driver (21), kondisi shelter (20), rute memutar (20),“ urai Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang Ade Bhakti Ariawan, Selasa (5/3/2019).

Ade merinci pada Januari 2019 jumlah keluhan tentang armada (17), penambahan armada (7) dan pelayanan petugas (6). Adapun di Februari 2019 pelayanan driver (8), kondisi armada (6) dan penambahan armada (8).

Ade menuturkan jika keluhan dan saran pengguna jasa diperlukan untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. 

“Keluhan turun sebanyak 50% pada periode bulan yang sama. Pada Januari 2018 tercatat 83 keluhan masuk, dan 105 di Februari 2018. Sedangkan angka tersebut turun. Januari 2019 terdapat 44 keluhan dan Februari 2019 dengan 43 keluhan,” imbuhnya.

Ade menjelaskan, keluhan dan aduan yang diterima BRT Trans Semarang di Terminal Semarang, masuk melalui call center 1500094, akun media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, serta melalui Lapor Hendi. Sejak Desember 2018 driver koridor 1 bekerja secara sift.

Dengan adanya sistem sift diharapkan kondisi driver lebih bugar saat melakukan pelayanan. Keluhan pengguna jasa mengalami penurunan sejak adanya system yang memantau kecepatan armada.

“Semua armada Trans Semarang di Terminal Semarang yang beroperasional telah dilengkapi dengan GPS, baik koridor 1 hingga koridor 7. Jadi kami bisa pantau kecepatan armada secara live,” bebernya.

Dia menegaskan, SOP driver wajib juga mematuhi kecepatan dalam kota yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Kementrian Perhubungan No.115 tahun 2015. Kecepatan Dalam Kota maximum 50 km/jam, dan untuk wilayah pemukiman maximum 30 Km/jam.

“Jika ada driver yang melanggar. Kami siapkan sanksi baik berupa pemotongan trip maupun sanksi yang lebih berat, yakni SP 1,” paparnya.

Selain itu BRT Trans Semarang di Terminal Semarang telah dilengkapi fasilitas Passenger Information System (PIS). Sehingga pengguna jasa dapat mengetahui kedatangan armada. Saat ini telah terpasang di shelter Simpanglima dan Selter Bandara Jenderal Ahmad Yani.

BRT Trans Semarang di Terminal Semarang juga telah memasang 15 CCTV online di Pool Pemberangkatan dan shelter transit point. Hal ini bermanfaat untuk memastikan keberangkatan dan kedatangan bus tepat waktu. Selain itu dapat memantau kinerja petugas dilapangan, apabila penumpang kehilangan barang juga dapat dilacak dengan CCTV.

“Ke-15 CCTV online tersebut dipantau dari ruang CCroom Trans Semarang. Antaralain Terminal Sisemut, Terminal Penggaron, Terminal Mangkang, Terminal Cangkiran, Pool Pelabuhan, Pool Tawang, Pool UNNES, Pool UNDIP, Pool Marina, juga di shelter Transit point seperti Simpanglima, Balaikota 1, Balaikota 2, Elizabeth, Ksatrian,” tandasnya.

Ade menambahkan selama Januari-Februari 2019, tercatat BRT Trans Semarang di Terminal Semarang telah melayani total 1.746.596 penumpang. Pada Januari tercatat 906.785 penumpang dan Februari 839.811.

"Keluhan dan aduan yang masuk, kami tindaklanjuti. Diantaranya pelayanan driver, pelayanan petugas tiketing maupun kondisi Selter. Semua ini demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya Ade.




Sumber: ayosemarang.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar